Sifat wajib bagi Allah ialah segala sifat yang pasti ada pada Allah, dan mustahil Allah memiliki kekurangan.
Sebagai Seorang yang beriman, kita wajib mempercayai sifat-sifat wajib bagi Allah baik secara dalil naqli maupun dalil aqli. Pengakuan tersebut tidak cukup hanya di ucapkan melalui lisan, tetapi hati kita juga membenarkannya. Caranya yaitu dibuktikan dengan amal perbuatan.
Allah sang pencipta, pemilik dan penjaga alam raya, mempunyai sifat yang pasti ada pada-Nya, yang di sebutkan dengan sifat-sifat wajib.
Sifat wajib bagi Allah berjumlah 20. Adapun ke-20 sifat tersebut sebagai berikut:
- Wujud (Ada) - ﻭﺟﻮﺩAdanya Allah itu bukan karena ada yang menciptakan nya, tetapi Allah itu ada dengan zat-Nya sendiri.
Dalil AqliAdanya semesta alam yang kita lihat cukup untuk dijadikan sebagai alasan bahwa Allah itu ada, sebab tidak masuk akal seandainya ada sesuatu yang dibuat tanpa ada yang membuatnya.
Dalil Naqli
جلقالسموات والارض وما بينهمافي ستةايام ﷲالذى
Artinya: "Allahlah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam (waktu) enam hari." (QS. AS sajdah:4) - Qidam (Dahulu/Awal) - ﻗﺪﻡSifat Allah ini menandakan bahwa Allah sebagai Pencipta yang lebih dulu Ada daripada semesta alam (yang Ia ciptakan).
Dalil aqliQidam hakikatnya adalah menafikan bermulanya wujud Allah SWT. Seandainya Allah tidak qodim, mesti Allah hadits, sebab tidak ada penengah antara hadits dan qodim. Apabila Allah hadits maka mesti membutuhkan muhdits (yang membuat nya) mislakan A, dan muhdits A mesti membutuhkan Muhdits yang lain, misalnya B. Kemudian muhdits B mesti membutuhkan muhdits yang lain juga, misalnya C. Begitulah seterusnya (tidak ada ujung), maka dikatakan tasalsul (peristiwa berantau), dan apabila yang ujung membutuhkan kepada Allah maka dikatan daur (peristiwa berputar). Setiap tasalsul dan daur adalah mustahil menurut akal sehat. Maka setiap yang mengakibatkan tasalsul dan daur, yaitu hudutsnya Allah adalah mustahil, maka Allah wajib dan pasti bersifat Qidam.
Dalil Naqli
هوالاول والاخروالظاهروالباطن
Artinya: "Dialah yang awal dan yang akhir Yang zhohir dan yang bathin." (QS. Al-Hadid:3) - Baqa’(Kekal) - ﺑﻘﺎﺀAllah merupakan suatu zat yang Abadi dan Kekal Selamanya karena allah bersifat Baga' (Kekal).
Dalil AqliSeandainya Allah tidak wajib Baqa' (kekal), maka tidak akan disifati Qidam. Sedangkan Qidam tidak bisa dihilangkan dari Allah berdasarkan dalil yang ada dalam sifat Qidam (dahulu).
Dalil Naqli
كلشئ هالك إلاوجهه
Artinya: "Tiap sesuatu akan binasa (lenyap) kecuali Dzat-nya." (QS. Qoshos:88) - Mukhalafatuhu Lilhawadith (berbeda dengan Ciptaannya) - ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙSifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT berbeda dengan yang ia ciptakan, tidak ada hal di dunia ini yang menyerupainya.
Dalil AqliApabila Allah menyerupai makhluknya, niscaya Allah dalah baru (Hadits), sedangkan Allah baru adalah sebuah hal yang mustahil.
Dalil Naqli
ليس كمثله شيئ وهوالسميع البصير
Artinya: "Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan Nya (Allah), dan dia lah (Allah) yang maha mendengar lagi maha melihat." (QS. Asy-Syuro:11) - Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri) - ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪBahwa Allah SWT itu berdiri dengan zat sendiri tanpa membutuhkan bantuan yang lain. Maksudnya, keberadaan Allah SWT itu ada dengan sendirinya tidak ada yang mengadakan atau menciptakan.Contohnya, Allah SWT menciptakan alam semesta ini karena kehendak sendiri tanpa minta pertolongan siapapun.
Dalil AqliSeadainya Allah membutuhkan dzat, niscaya Allah adalah sifat, sebab hanya sifatlah yang selalu membutuhkan dzat, sedangkan dzat selamanya tidak membutuhkan dzat lain untuk berdirinya.
Apabila Allah “Sifat” adalah mustahil, sebab apabila Allah “sifat”, maka Allah tidak akan disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah, sedangkan sifat tersebut adalah termasuk sifat-sifat yang wajib bagi Allah berdasarkan dalil-dalil tertentu. Berarti apabila Allah tidak disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah adalah salah (Bathil), dan batal pula sesuatu yang mengakibatkannya, yaitu butuhnya Allah kepada dzat. Apabila batal butuhnya Allah kepada dzat maka tetap Maha kaya (istighna)nya Allah dari dzat.
Seandainya Allah membutuhkan sang pencipta, niscaya Allah baru (Hadts), sebab yang membutuhkan pencipta hanyalah yang baru sedangkan dzat qodim tidak membutuhkannya. Dan mustahil Allah Hadits, karena segala sesuatu yang hadits harus membutuhkan sang pencipta (mujid) yang kelanjutannya akan mengakibatkan daur (peristiwa berputar) atau tasalul (peristiwa berantau).
Dalil Naqli
إن اﷲ لغنى عن العا لمين
Artinya: "Sesungguhnya Allah benar-benar maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta." (QS. Al Ankabut:6) - Wahdaniyyah (Tunggal/Esa) - ﻭﺣﺪﺍﻧﻴﺔBahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa, baik itu Esa zat-Nya, sifat-Nya, maupun perbuatannya. Esa zat-Nya maksudnya zat Allah bukanlah hasil dari penjumlahan dan perkiraan atau penyatuan satu unsur dengan unsur yang lain. Esa sifat-Nya artinya semua sifat-sifat kesempurnaan bagi Allah SWT tidak sama dengan sifat-sifat pada mahluk yang diciptakan Nya. Esa perbuatan-Nya berarti Allah SWT berbuat sesuatu tidak dicampuri oleh perbuatan mahluk lain dan tanpa membutuhkan proses atau waktu. Allah SWT berbuat karena kehendak-Nya sendiri tanpa ada yang bisa mencampurinya.
Dalil Naqli
لوكان فيهماالهةإلااﷲ لفسد تا
Artinya: "Seandainya di langit dan dibumi ada tuhan-tuhan selain Allah, niscaya langit dan bumi akan rusak." (QS. Al Anbiya:22) - Qudrat (Berkuasa) - ﻗﺪﺭﺓKekuasaan Allah SWT, atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan tidak ada yang membatasi, baik terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan manusia ada batasnya dan ada yang membatasi.
Dalil AqliJika Allah tidak berkemampuan maka Allah lemah(‘Ajzun), dan apabila Allah lemah maka tidak akan mampu menciptakan makhluk hidup maupun seluruh alam semesta ini.
Dalil Naqli
إن اﷲعلى كل شيى قد ير
Artinya: "Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah:20) - Iradah (berkehendak) - ﺇﺭﺍﺩﺓAllah SWT telah menciptakan alam semesta beserta isinya atas kehendak-Nya sendiri, tanpa ada campur tangan dari pihak lain, Apapun yang Allah SWT kehendakin pasti akan terjadi.
Dalil AqliSeandainya allah tidak bersifat berkehendak niscaya bersifat terpaksa (karohah), dan allah bersifat terpaksa adalah mustahil karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi tidak disifatinya Allah dengan sifat qudrot adalah hal yang mustahil, sebab hal itu akan berakibat lemahnya Alla, sedangkan lemahnya Allah merupakan hal yang mustahi, karena tidak akan mampu membuat sesuatu sedikitpun.
Dalil Naqli
ان ربك فعال لمايريد
Artinya: "Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki." (QS. Hud:107) - Ilmu (Mengetahui) - ﻋﻠﻢAllah SWT memiliki pengetahuan dan kepandaian akan segala hal, artinya ilmu Allah tidak terbatas dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun yang gaib. Bahkan, apa yang dirahasiakan didalam hati manusia sekali pun.
Dalil AqliSeandainya Allah tak berilmu niscaya tidak akan berkehendak, sedangkan allah tidak berkehendak adalah mustahil, karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah. Sedangkan lemahnya Allah adalah hal yang mustahil, karena tidak akan mampu membuat sesuatu sedikitpun.
Dalil Naqliوهوبكل شيى عليم
Artinya: "Dan dia (Allah) maha mengetahui segala sesuatu." (QS.Al Hadid:3 & QS.Al Baqaroh:29) - Hayat (Hidup) - ﺣﻴﺎﺓArtinya Hidupnya Allah tidak ada yang menghidupkannya melainkan hidup dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha Sempurna, berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya.
Contohnya: Kambing ada yang menghidupkan. Selain itu, mereka juga mebutuhkan makanan, minum dan lainnya. Akan tetapi, hidupnya Allah SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah SWT hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian.
Dalil AqliSeandainya Allah tidak hidup maka tidak akan disifati Qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan Qudrot merupakan hal mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah, sedangkan lemahnya Allah adalah hal yang mustahil, karena tidak akan mampu membuat sesuatu barang sedikitpun.
Dalil Naqli
وتو كل على الحى الذ ى لايمو تArtinya: "Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup yang tidak mati." (QS. Al-Furqon:58) - Sama’ (Mendengar) - ﺳﻤﻊAllah SWT dapat mendengar semua suara yang ada di alam semesta. Tidak ada suara yang terlepas dari pendengaran Allah SWT walaupun suara itu sangat pelan.
Pendengaran Allah SWT berbeda dengan pendengaran Ciptaan-Nya karena Ia tidak terhalang oleh suatu apapun, sedangkan pendengaran Ciptaan-Nya dibatasi oleh ruang dan waktu.
Artinya: ”Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. Al Maidah:76) - Basar ( Melihat ) - ﺑﺼﺮAllah SWT melihat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. penglihatan Allah bersifat mutlak, artinya tidak dibatasi oleh jarak dan tidak dapat dihalangi oleh penghalang (misal: dinding).
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, sekecil apapun, tampak atau tidak tampak, pasti semuanya akan terlihat oleh Allah SWT.
Artinya: ”Dan Allah maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Baqarah: 265) - Kalam (Berbicara / Berfirman) - ﻛﻼ ﻡAllah SWT bersifat kalam artinya Allah berfirman dalam kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Pembicaraan Allah SWT tentu tidak sama dengan pembicaraan manusia karena Allah SWT tidak berorgan (panca indra), seperti lidah dan mulut yang dimiliki oleh manusia. Allah SWT berbicara tanpa menggunkan alat bantu yang berbentuk apapun sebab sifat kalam Allah sangat sempurna.
Sebagai bukti bahwa adanya wahyu Allah SWT berupa al qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelum Nabi Muhammad SAW.
"Dan Allah berkata kepada Musa dengan satu perkataan yang jelas.” (QS. AnNisa’:164) - Kaunuhu Qadirun - ﻛﻮﻧﻪ ﻗﺎﺩﺭﺍYaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan.
Artinya: “Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala sesuatu.“ (QS. Al Baqarah:20). - Kaunuhu Muridun - ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺮﻳﺪﺍYaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-tiap sesuatu, Ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia.
Artinya: “Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki." (QS. Hud:107) - Kaunuhu ‘Alimun - ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﻟﻤﺎYaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu, mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi, Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.
Artinya: “Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu.“ (QS. An Nisa’:176) - Kaunuhu Hayyun - ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻴﺎYaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup, Allah adalah Dzat Yang Hidup, Allah tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah.
Artinya: "Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati." (QS. Al Furqon:58) - Kaunuhu Sami’un - ﻛﻮﻧﻪ ﺳﻤﻴﻌﺎYaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar, Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambaNya.Artinya: “Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.“ (QS. Al Baqoroh:256)
- Kaunuhu Basirun - ﻛﻮﻧﻪ ﺑﺼﻴﺭﺍYaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan tiap-tiap yang Maujudat ( Benda yang ada ).Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
Artinya; “Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.“ (QS. Al Hujurat :18) - Kaunuhu Mutakallimun - ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺘﻜﻠﻤﺎYaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata, Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran. Bila Al-Quran telah kita jaikan pedoman hidup, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah SWT.